23 May 2017

by Yoga Wisesa

Biologic Ialah Teknologi Pakaian Pintar Dengan Sel Hidup, Bisa Bereaksi Terhadap Kondisi Tubuh

Sel hidup dimanfaatkan karena sensitif terhadap tingkat kelembapan lingkungan di sekitarnya - berukuran kecil ketika kering dan membengkak saat basah.

Berbicara soal perangkat wearable, bayangan kita akan tertuju pada bagaimana alat tersebut membantu menyempurnakan aspek konektivitas, misalnya menyajikan notifikasi app atau membuat Anda selalu terhubung. Namun dalam pengembangan baju pintar terbarunya, tim MIT fokus pada salah satu aspek dasar penciptaan pakaian: menjaga kenyamanan penggunanya.

Dalam mengembangkannya, metode yang dilakukan para peneliti Tangible Media Group di Massachusetts Institute of Technology sangat tidak biasa. Mereka memanfaatkan teknologi biohybrid Biologic (ditulis bioLogic) di pakaian bernama Second Skin. Keunikan dari Biologic adalah penggunaan sel hidup mikroba demi memastikan baju tersebut memberikan sistem sirkulasi udara terbaik.

Dipimpin oleh Wen Wang, tim ilmuwan menggunakan teknik bioprinting untuk melapisi bahan lateks dengan sel bakteri E. coli. Layer mikroba mengapit lateks, berada di sisi terluar dan terdalam pakaian. Anda mungkin bertanya-tanya apa fungsinya. Dari penjelasan Wang kepada Digital Trends, sel hidup dipilih karena sensitif terhadap tingkat kelembapan lingkungan di sekitarnya - berukuran kecil ketika kering dan membengkak saat basah.

Jadi sewaktu Second Skin terekspos ke temperatur tinggi atau kondisi lembap, sel akan berubah ukuran dan menyebabkan bahan lateks jadi ikut bertransformasi. Saat Anda mulai berkeringat, lipatan-lipatan di pakaian akan tergulung, menciptakan jendela sirkulasi lebih lebar, memungkinkan udara mengalir lebih baik dan membuat suhu cepat turun

Sel bakteri tersebut dikembangkan dan dipanen di laboratorium, disusun dalam 'resolusi micron' demi menciptakan 'kulit kedua'. Dan bukan cuma faktor kenyamanan yang jadi perhatian Tangible Media Group, mereka juga ingin memastikan kemampuan Biologic bertahan lama. Untuk mengujinya, lipatan-lipatan tersebut dilembabkan dan dikeringkan sebanyak 100 kali, dan kabar gembiranya, tidak ada pengurangan kemampuan menggulung.

Meskipun unit purwarupa dituangkan dalam wujud pakaian, teknologi Biologic rencananya akan turut diimplementasikan ke bidang lain, misalnya dalam perancangan perabotan rumah tangga dan produk aksesori. Sebelumnya, peneliti sempat menciptakan 'kantong teh hidup', di mana sel tersebut dapat memberi tahu kita sewaktu teh sudah jadi. Lalu MIT juga pernah bereksperimen untuk membuat tutup lampu yang bisa mengubah pola tergantung dari tingkat panas.

Menariknya lagi, teknologi ini kemungkinan bisa kita nikmati dalam waktu yang tak terlalu lama. Tangible Media telah menggandeng New Balance untuk menerapkan sistem Biologic ke produk pakaian olahraga, kabarnya disiapkan buat Olimpiade 2020 di Jepang.

Sumber: MIT.